Minggu, 17 Oktober 2010

''UMAT KRISTEN SEJATI HARUS MENJADI PELAKU FIRMAN''

Bacaan: Yakobus
1:22-24
Lebih daripada
sekadar menjadi
pendengar firman,
Yakobus kemudian
menasihati para
pembaca suratnya
supaya mereka
menjadi pelaku
firman yang benar.
Hanya menjadi
pendengar firman
adalah aktifitas
ibadah yang semu,
yang bersifat basa-
basi; tetapi, menjadi
pelaku firman adalah
perwujudan konkrit
dari ibadah dan
kehidupan iman
Kristen yang sejati.
Menjadi pelaku
firman sejati berarti
mendengarkan
dengan sungguh-
sungguh, dengan
rasa kehausan jiwa,
dengan semangat
untuk belajar,
dengan kerinduan
untuk diubah oleh
Allah, lewat firman-
Nya. Firman Allah
yang berkuasa itu,
ditangkap dengan
hati terbuka
sehingga
menghasilkan
dampak positif;
orang yang
menerimanya
dikoreksi dan diubah
oleh ajaran firman,
diarahkan oleh
firman, dipengaruhi
sedemikian rupa oleh
firman, sehingga
firman Allah
terwujud secara
nyata dalam
hidupnya.
Setiap kita, orang
percaya, seharusnya
mengevaluasi dan
mengukur kehidupan
rohani kita masing-
masing, bukan lewat
keaktifan ikut
kebaktian saja, atau
ikut kebaktian doa,
atau PA, atau
pembacaan firman
yang bersifat rutin;
tetapi, kita harus
mengevaluasi;
apakah firman itu
benar-benar bisa
mengubah hidup
kita, menjadikan kita
pelaku firman,
menjadikan kita
semakin serupa
dengan Kristus?
Apabila kita sedang
menjalin relasi yang
sehat dengan Allah,
maka pertama-
tama, kita harus
punya rasa tertarik
yang nyata terhadap
Tuhan; kita ingin
bergaul dengan Dia,
kita ingin diajar dan
dibentuk oleh-Nya.
Kita juga ingin
dibimbing, diarahkan,
dibentuk, dan diubah
oleh kuasa
firman-Nya.
Hal seperti
demikianlah yang
menjadikan kita,
orang Kristen,
bertumbuh semakin
serupa Kristus, yang
hidup dalam
kebenaran Allah.
Dengan menjadi
pelaku firman,
menjadi orang
Kristen yang sejati,
maka kita terhindar
dari menjadi orang
yang sedang menipu
diri sendiri, yang
sedang berbasa-basi
dengan Allah.
"Pelaku firman yang
baik adalah dia yang
mendengarkan
firman
dengan sungguh-
sungguh. Apakah
Anda seperti ini?"

''PERLENGKAPAN SENJATA PEPERANGAN UMAT KRISTEN''

Penulis : Frank
Breaden
Ada dua cara untuk
memasuki medan
peperangan Kristiani.
Yang pertama
dengan memagari
diri kita sendiri
dengan penghalang-
penghalang yang
terdiri dari peraturan
dan disiplin. Inilah
cara yang negatif.
Cara yang lain ialah
dengan mengisi
dirikita dengan hal-
hal yang baik dan
indah sehingga
kejahatan tidak
menarik lagi bagi
kita. Inilah cara yang
positif.
Cerita Yunani
purbakala mengenai
Ulysses, Orpheus, dan
Pulau-pulau Sirens
memberikan sebuah
ilustrasi tentang cara
yang disebut diatas.
Pada waktu Ulysses
mendekati pulau
yang berbahaya itu,
ia memerintahkan
supaya kepung
pelaut-pelaut yang
dipimpinnya itu
ditutupi dengan lilin,
lalu ia mengikat diri
sendiri ke tiang layar
supaya ia tidak bisa
dikalahkan oleh
suara nyanyian pulau
Sirens yang
bisamembuat itu, ia
tidak peduli. Ia duduk
dengan tenang
diatas dek dan tidak
mempedulikan lagu-
lagu pulau Sirens itu.
KARENA IA SENDIRI
ADALAH MUSIKUS
YANG LEBIH BAIK DARI
MEREKA. Ia bisa
memainkan musik
yang jauh lebih baik
sari musik pulau
Sirens itu, sehingga
lagu-lagu mereka itu
tidak berkuasa untuk
menaklukkan dia.
Ulysses dibentengi
dari luar. Orheus
dibentengi dari
dalam.
Alkitab menyarankan
cara positif untuk
mengalahkan
pencobaan.
JANGANLAH KAMU
KALAH TERHADAP
KEJAHATAN, TETAPI
KALAHKANLAH
KEJAHATAN DENGAN
KEBAIKAN. (Rom
12:21). Prinsip Alkitab
yang positif ini
ditekankan secara
lebih luas lagi dalan
efesus 6:10-18,
dimana kita diajak
untuk KENAKANLAH
SELURUH
PERLENGKAPAN
SENJATA ALLAH.
Ada tujuh potong
perlengkapan
senjata ajaib ini.
Setiap potong perlu
kita pelajari, dan kita
diajak untuk
memakai
perlengkapan
senjata seluruhnya.
Kitalah yang harus
mulai
memprakarsainya.
Perlengkapan
senjata itu tidak
akan dipakai secara
paksa jika kita tidak
mau. Tidak datang
sendiri kepada kita.
BERIKAT PINGGANG
KEBENARAN.
Ikat pinggang atau
pakaian yang dibuat
dari kulit, dilapisi
dengan logam,
dikenakan oleh
tentara Roma pada
zaman Paulus.
Pakanian ini
memberi kebebasan
bergerak tetapi
memberi
perlindungan pada
perut dan paha.
Untuk Rasul Paulus,
Kebenaran Allah
senada dengan ikat
pinggang yang
memberi
perlindungan.
Kebenaran terdapat
dalam firman Allah.
Ini berarti bahwa
pengetahuan Alkitab
tangan pertama dan
yang mendalam
adalah perlengkapan
senjata yang
melindungi terhadap
kejahatan. Maka
perlu bagi kita untuk
membuat kebenaran
itu menjadi milik kita
denga cara
mempelajarinya
secara pribadi.
Kebenaran yang
hanya dijamah
sesekali, atau yang
terpisah dari kita,
tidak memberi
perlindungan.
Kebenaran akan
menjadi
perlengkapan
senjata yang
berguna hanya kalau
diizinkan memasuki
jiwa dengan iman
pribadi dan dengan
mempelajarinya
secara
berkesinambungan.
BAJU ZIRAH KEADILAN
(ayat 14)
Tentara Romawi
diberikan
perlengkapan
penutup dada untuk
melindungi jantung
dan anggota tubuh
lainnya yang amat
vital. Biasanya
penutup dada ini
dibuat dari bahan
logam dan bisa
terdiri dari satu
potong atau
beberapa potong
yang terpisah.
Keadilan Alkitabiah
bagi manusia
termasuk
pembebasan dari
dosa, dan pemberian
kekuatan untuk
melawan kuasa
dosa. Kedua
pemberian ini adalah
karunia Ilahi dan
tidak tergantung
atas usaha dan
kebaikan manusia.
Karena itu diberikan
pada kita melalui
pembenaran atau
dianugrahkan
melalui
pengudusan.baju
zirah keadilan adalah
perlengkapan
senjata untuk
perlindungan yang
disediakan
seluruhnya oleh
Allah.
KAKIMU
BERKASUTKAN
KERELAAN UNTUK
MEMBERITAKAN INJIL
Tentara zaman Rasul
Paulus
membutuhkan
perlengkapan
senjata untuk kaki.
Demikian umat
Kristiani zaman ini.
Kasut adalah ibarat
peredam kejut yang
memberikan
perlindungan dari
duri, onak, batu dan
segala ganguan
dijalan. Kasut juga
membantu
menguatkan kaki
dan memberi
stabilitas waktu
terlibat dalam
pertempuran.
Demikian lah injil
damai sejahtera
memastikan damai
dengan Allah da
denga manusia
menjadi peredam
kejut rohani dan
stabilisator rohani
yang ampuh. Injil bila
diterima dan
diterapkan, akan
melindungi kita dari
luka , bilur, gesekan
dan gangguan yang
menyerang kita
bukansaja dalam
peperangan
melawan setan
tetapi juga dari
manusia yang
diperalatnya dari
beragam kesukaran.
Waktu Paulus
menulis
keyakinannya
menang dalam Roma
8:31-39, ia juga
sedang memakaikan
kasut injil itu.
Diatas segalanya,
kasih akan diri
sendiri perusak
dama sejahtera yang
terbesar. Jika diri
masih hidup, kita
disiap untuk
menjaganya dari
serangan yang
membahayakan.
Tetapi jika kitamati
hidup kita
disembunyikan
dalam Allah bersama
Kristus maka kita
tidak akan
memasukkan
kedalam hati segala
yang menyakitkan
walaupun kita
abaikan dan
disepelekan. Kita
akan menjadi tuli
terhadap segala
celaan dan buta
terhadap segala
pelecehan dan
serangan.
Penerimaan kita atas
injil damai sejahtera
akan
menyanggupkan kita
untuk melepaskan
tangankita in
sehingga kita bisa
menerima ceercaan
dan gangguan
gangguan lain tanpa
sakit hati. Kita
bersyukur pada Allah
oleh sebab injil
damai sehatera itu.
PERISAI IMAN (16)
Inilah satu diantara
perlengkapan
senjata yang paling
berarti yang
gambapng diganti-
ganti posisinya.
Perisai menambah
dan mempertinggi
daya guna alat
perlengkapan
lainnya. Iman adalah
keterbukaan kepada
Allah. Dengan
spontanitas dan
dengan
berkesinambungan.
Itu adalah
ketergantungan
mutlak kepada Allah
dalam setiap
keadaan darurat. Itu
juga adalah
pengaturan yang
sudah ditetapkan
untuk menerima
capur tangan Allah
pada setiap saat
dalam segala
keadaan.
Demikianlah kuasa
Iman sehingga dapat
membalikkan
kekuatan serangan
setan yang ganas
sekalipun. Dengan
bantuan iman kita
dapt memadamkan
semua panah api dari
sijahat. Janji ini
bukan sekadar
petunjuk untuk
kemenangan yang
belum pasti atas
kejahatan. Janji ini
adalah berikut
kuasadan
perlindungan yang
positif, konsisten dan
tetap.
KETOPONG
KESELAMATAN (17)
Ketopong memberi
pelindungan
padakepala, dan
kepala adalah
tempat kedudukan
pertimbangan,
kesadaran, berpikir,
motivasi, dan
pengendalian.
Keselamatan yang
kita jumpai dalam
Alkitab adalah juga
suatu istilah yang
artinya sangat luas.
Keselamatan itu
mencakup semua
kegiatan Allah
terhadap pendosa
dalam memberikan
terang, perlindungan,
penyembuhan, dan
berkat. Juga
mencaskup
kebutuhankita pada
hari yan gsudah lalu,
sekarang, dan yang
akan datang. Karena
itu kita boleh
bersandar pjada
karunia keselamatan
yang berasal dair
Allah. Hidupkita,
reputasi kita,
kegemaran kita,
kedamaian kita,
pengharapan kita
bukan lagi
bergantung atas
belas kasihan
manusia, setan atau
keadaan. Denga
mengenakan
ketopong ini kita bisa
berkata bersama
Paulis: Jika Allah
dipihak kita,
siapakah yang akan
melawan kita? (Rom
8:31), dan siapakah
yang aka
memisahkan kita
dari Kristus? (Rom
3:35).
PEDANG ROH, YAITU
FIRMAN ALLAH (ayat
17)
Pedang adalah
senjata untuk
menyerabg atau
membela diri. Umat
Kristen yang terjun
dalam peperangan
begitu larut dengan
Alkitab sehingga
firman Allah sudah
menyatu dengan
dirinya sendiri.
Demikian juga halnya
dengan Yesus. Ia
begitu tekun
menyerap dan
menhafalkan firman
Allah sehingga ada
tertulis itu selalu ada
diujun gbibirnya
dalam setiap kasus
darurat. Demikianlah
halnya dengan kita.
Jika kita diserang
pencobaan, jangan
kita memandang
pada situasi atau
pada kelemahan
dirikita, tetapi kita
harus memandang
pada kuasa Firman
karena
semuakekutan
firman itu sudah
menjadi milik kita.
Setan gemetar dan
lari dari hadapan
orang yang lemah
sekalipun bila ia
berlindung pada
DEMIKIAN FIRMAN
TUHAN.
BERDOALAH SETIAP
WAKTU DENGAN
PERMOHONAN (ayat
18)
Doa adalah hubungan
langsung dengan
sorga yang perlu
bagi kita. Kita bisa
menutup semua
pintu pikiran dosa
dan kebimbangan
yang meliputi pikiran
kita dan semua
pemikiran yang tidak
suci dengan
mengankat jiwa kita
pada Allah melalui
doa yang tekun. Iblis
gemetar bila ia
melihat orang kudus
yang lemah
sekalipun bertelut
dalam doa. Pada
setiap saan dan
walaupun Allah tidak
tebatas
kekuasaanNya,
namun Ia hanya
sejauh doa kita. Lalu
mengapa umat
Kristen yang sedang
berperang itu
melumpuhkan diri
sendiri dan
membodohi diri
dalam kemenangan
dengan cara
KESIMPULAN.
Dalam kesembilan
ayat Alkitab ini, Allah
menunjukkan tiga
aspek yang paling
penting dalam
peperangan Kristiani
Yaitu:
Realisasi yang
mendesak dan yang
bisa mengancam
dalam peperangan
sehari-hari dengan
sijahat. Yang akan
mencapai puncaknya
pada akhir zaman
(Why 12:12)
Kekuatan dan
kelicikan musuh
yang melebihi
kekuatan manusia
biasa yaitu si Iblis.
Kemampuan
pertahanan kita jika
kita mengenakan
senjata pertahanan
itu.
Peperangan ini
bukanlah
peperangan yang
berpura-pura, bukan
peperangan main-
main, bukan
peperangan
bayangan, melainkan
peperangan yang
menentukan antara
hidup dan mati dan
yang menentukan
nasib. Mengenai diri
kita, kita ini bukanlah
tandingan musuh
kegelapan dan
kejahatan yan
gdiarahkan pada
kita. Karena itru kita
diajak supaya kita
kuat didalam Tuhan,
hanya Ilahi yang
dapat bertahan dan
mengalahkan
kekuatan musuh
yang melebihi
kekuatan manusia
itu. Alangkah
kuatnya penghiburan
yang diberikan
dalam firman Kristus:
AKU TELAH
MEMBERIKAN KUASA
KEPADA KAMU UNTUK
MENAHAN KEKUATAN
MUSUH (Luk 10:19)
Sumber: The New
Pictorial Aid

''FATAMORGANA CINTA''

Malam yang dingin dipenuhi kebisuan.
hati seakan menjerit,jiwa merindui gelak tawamu yang dulu. .
tangis sedihku mencari persinggahan mimpi. .namun tak jua kutemukan dermaga yang indah.
kapalku terus berlayar. .menantang badai menangkap buih2 cinta yang tersisa dihatimu.
ingin kugenggam bilurnya namun semua itu begitu cepat pudar dari tanganku.
semua seakan semu. .
hanya fatamorgana yang nampak dimataku.
sungguh aku tak pernah mengerti. . .sampai hari ini pun aku tak pernah mengerti. . . .dirimu hingga kau pergi..

Selasa, 12 Oktober 2010

''YESUS KRISTUS PENIPU,ORANG GILA ATAU ALLAH. .?''

Esra Alfred Soru
Bagian pertama dan
kedua dari tulisan ini
telah membahas
keunikan Kristus, apa
yang membuat
Yesus sangat
berbeda dari yang
lain. Salah satu
keunikan-Nya adalah
bahwa Ia
menyatakan diri-Nya
sebagai Allah. Ya,
Yesus memang
menyatakan diri-Nya
sebagai Allah namun
pertanyaan kita
sekarang adalah
apakah kata-kata
Yesus itu bisa
dipercaya?
Bukankah ada
kemungkinan bahwa
Yesus sementara
membohongi para
pengikut-Nya?
Bukankah setiap
orang dapat
mengatakan dirinya
sebagai Allah
walaupun itu adalah
sebuah kebohongan?
Hal inilah yang akan
dibahas dalam
bagian terakhir dari
tulisan ini.
Almarhum C.S. Lewis
seorang apologet
Kristen terkemuka,
profesor di
Universitas
Cambridge, yang
dulunya adalah
seorang agnostic
(orang yang tidak
mengakui adanya
Allah), pernah
menjawab persoalan
semacam ini dengan
membangun sebuah
argumentasi yang
sangat indah. Lewis
berkata : “Di sini
saya mencoba
mencegah siapapun
untuk mengatakan
yang sungguh-
sungguh bodoh yang
sering dikatakan
seseorang tentang
Dia, yaitu ‘Saya
siap menerima Yesus
sebagai seorang
guru moral yang
agung, tetapi saya
tidak dapat
menerima
pernyataan-Nya
bahwa Dia adalah
Allah.’ Justru itulah
satu-satunya hal
yang tidak boleh kita
katakan. Seseorang
yang cuma manusia
saja yang
mengatakan hal-hal
yang Yesus katakan,
tak mungkin seorang
guru moral yang
agung. Pastilah dia
seorang gila-
setingkat dengan
orang yang
mengatakan dirinya
telur goreng – atau
tentulah dia iblis
sendiri yang berasal
dari neraka. Anda
harus menentukan
pilihan anda. Entah
orang ini Anak Allah,
atau orang gila atau
sesuatu yang lebih
buruk lagi.”
Kemudian Lewis
menambahkan,
“ Anda dapat
menyuruh-Nya
menutup mulut-Nya
dengan
menyebutkan-Nya
seorang tolol, anda
dapat meludahi-Nya
dan membunuh-Nya
dengan
menyebutkan-Nya
setan, atau anda
dapat jatuh berlutut
di kaki-Nya dan
menyebut-Nya
Tuhan dan Allah.
Tetapi jangan
menyebutkan omong
kosong dengan
mengatakan bahwa
Dia seorang manusia
dan guru yang
agung. Ia tidak
pernah memberi
pilihan itu kepada
kita. Yesus
menyatakan diri-Nya
sebagai Allah. Ia
tidak membiarkan
pilihan-pilihan lain
terbuka bagi
manusia. Maka
pernyataan-Nya
haruslah salah atau
benar. Karena itu
kita, setiap manusia,
harus
mempertimbangkan
dengan sungguh-
sungguh.
Pertanyaan-Nya
yang dikatakan pada
murid-murid-Nya,
“ Tetapi menurut
kamu, siapakah
Aku?” (Mat 16:15),
mempunyai
beberapa alternatif.
Pertama mari kita
mempertimbangkan
kemungkinan bahwa
pernyataan-Nya
sebagai Allah adalah
salah. Kalau
pernyataan itu salah,
maka hanya
mempunyai dua
alternatif saja. Entah
Yesus tahu bahwa
pernyataan-Nya itu
salah, atau Dia tidak
mengetahuinya.
Untuk memahami
maksud Lewis,
baiklah saya
jelaskan kembali.
Yesus menyatakan
diri-Nya sebagai
Allah. Pernyataan
Yesus ini mempunyai
dua kemungkinan :
(1) Yesus berbohong
(2) Yesus jujur.
Jika Yesus
berbohong maka
jelas Dia bukan Allah
namun jika Yesus
jujur maka DIA
ADALAH ALLAH.
Seandainya Yesus
berbohong maka
masih terdapat lagi
dua kemungkinan :
(1) Yesus tahu/sadar
bahwa Ia berbohong
(2) Yesus tidak
sadar/tidak tahu
bahwa Ia berbohong.
Jika Yesus tahu atau
dasar bahwa Ia
berbohong berarti Ia
dengan sengaja
membohongi
pengikut-pengikut-
Nya. Kalau ini yang
terjadi maka tidak
dapat dihindari
sebuah fakta yakni
YESUS ADALAH
SEORANG PENIPU
ULUNG. Lalu
bagaimana kalau
seandainya Yesus
tidak tahu bahwa Ia
sementara
berbohong? Jika
Yesus sementara
berbohong namun Ia
tidak tahu / tidak
sadar bahwa
berbohong maka
sesungguhnya YESUS
ADALAH SEORANG
GILA. Dengan
demikian di hadapan
fakta pengakuan
Yesus bahwa diri-
Nya adalah Allah, kita
mempunyai tiga
kemungkinan :
(1) YESUS ADALAH
PENIPU
(2) YESUS ADALAH
ORANG GILA
(3) YESUS ADALAH
ALLAH.
Kita akan menyimak
3 kemungkinan ini.
Yesus Penipu?
Apakah Yesus
seorang penipu? Ya.
Ia adalah seorang
penipu bahkan
penipu ulung
seandainya Ia
mengatakan bahwa
diri-Nya adalah Allah
padahal
sesungguhnya tidak
demikian. Namun
benarkah Ia adalah
seorang penipu? Jika
kita mempelajari
laporan-laporan Injil
dengan sikap jujur
dan obyektif maka
kita akan mendapat
suatu kesan yang
sangat kuat bahwa
Yesus adalah
seorang guru moral
yang sangat baik.
Josh Mc. Dowell
berkata : “Di
manapun Yesus
diberitakan, ternyata
kehidupan manusia
berubah menjadi
lebih baik. Ada
pencuri-pencuri yang
telah berubah
menjadi orang-orang
yang jujur. Pecandu
alkohol
disembuhkan.
Pendengki menjadi
saluran kasih. Dan
mereka yang tidak
adil menjadi orang
yang adil’. (Bukan
Sekedar Tukang
Kayu ; hal. 2). William
Lecky, salah seorang
dari ahli-ahli sejarah
Inggris yang paling
terkemuka, dan
seorang lawan gigih
terhadap agama
Kristen yang
terorganisasi,
menulis : ‘ Agama
Kristen terbukti
bukan saja
merupakan satu-
satunya pola
kebajikan yang
tertinggi, melainkan
pula dorongan yang
paling kuat bagi
prakteknya … .
Catatan sederhana
dari kehidupan aktif
Yesus selama tiga
tahun yang singkat
ini telah berjasa lebih
banyak untuk
mengubah serta
melunakkan manusia
daripada semua
pencarian para ahli
filsafat dan semua
desakan dari kaum
moralis’. (Lecky
dalam Bart Larson :
Who is Jesus ?; hal.
23). Memang benar.
Yesus adalah
seorang guru moral
yang sangat baik. Hal
ini diakui bahkan
oleh orang-orang
yang menolak
keilahian-Nya.
Namun persoalannya
adalah bagaimana
mungkin seseorang
menerima Dia
sebagai seorang
guru moral yang baik
namun menolak
pengakuan diri-Nya
sebagai Allah. Jika
Yesus seorang guru
moral yang baik
maka Ia tidak
mungkin menipu. Ia
tidak mungkin
mengatakan sesuatu
yang tidak benar. Ia
tidak mungkin
mengatakan diri-Nya
sebagai Allah kalau
tidak demikian
adanya. Jika Ia
adalah guru moral
yang sangat baik
maka Ia tidak
mungkin menipu
maka tentunya Ia
tidak akan mengaku
diri-Nya sebagai
kecuali memang
benar demikian.
Mengakui bahwa
Yesus adalah guru
moral yang baik
namun menolak
keilahian-Nya adalah
sebuah kontradiksi
besar. Mac Dowell
menulis tentang
Yesus : Seorang
tokoh yang begitu
orisinal, begitu
lengkap dan begitu
konsisten, begitu
sempurna, begitu
manusiawi dan pada
saat yang sama
begitu tinggi
melampaui segala
kebesaran umat
manusia, tak
mungkin menjadi
seorang penipu atau
tokoh khayalan
belaka. Dalam hal ini,
si penyair, seperti
telah dikatakan,
tentunya lebih hebat
daripada si
pahlawan.
Diperlukan lebih
daripada sekedar
seorang Yesus untuk
mengkhayalkan
seorang Yesus. (Mc.
Dowell : 2).
Sejarawan Philip
Schaff
mengemukakan
argumen yang
meyakinkan dalam
melawan anggapan
bahwa Yesus adalah
seorang
pembohong : “Bila
ditinjau dari sudut-
sudut logika, akal
sehat dan
pengalaman,
bagaimana mungkin,
seorang penipu,
yaitu seorang yang
penuh tipu daya,
egois dan rusak
akhlak, telah
menciptakan tabiat
yang paling murni
dan mulia yang
pernah dikenal
dalam sejarah, yang
begitu sempurna,
yang begitu
sempurna dalam hal
kebenaran dan
realitas, serta
berhasil
mempertahankannya
sejak semula sampai
akhir secara
konsisten?
Bagaimana mungkin
Ia berhasil
menciptakan dan
berhasil
melaksanakan suatu
rencana yang tak
terbanding manfaat
kebaikannya,
kebesaran moralnya
dan keagungannya,
serta mengorbankan
hidupnya sendiri
untuk hal itu,
sementara
menghadapi
prasangka-
prasangka yang
paling kuat dari
bangsanya sendiri
dan zamannya?
(Jesus Christ ; 12).
Jelas sudah, Yesus
bukan seorang
penipu atau
pembohong.
Yesus Orang Gila ?
Kemungkinan kedua
yang perlu dipikirkan
adalah apakah Yesus
orang gila ? Yesus
memang pernah
dituduh sebagai
orang gila oleh
keluarga-Nya namun
benarkah Ia seorang
gila ? Dokter Arthur
P. Noyes dan
Lawrence C. Kolb
menggambarkan
seorang yang
menderita penyakit
jiwa schizophrenia
sebagai orang yang
sifatnya lebih
terpusat pada
pikiran tentang
dirinya sendiri dan
dunia khayalan
daripada bersifat
realistis. Keinginan
seorang
schizophrenia sudah
melarikan diri dari
dunia realistis.
Apakah ini cocok
dikenakan pada
Yesus ? Berdasarkan
hal-hal yang kita
ketahui tentang
Yesus, sulit untuk
dibayangkan bahwa
Dia adalah orang
yang tidak waras
pikiran-Nya. Dia
adalah seorang laki-
laki yang
mengatakan
sebagian ucapan-
ucapan yang artinya
paling dalam yang
pernah dicatat oleh
manusia. Ajaran-
ajaran-Nya telah
membebaskan
banyak orang yang
sebelumnya terikat
secara mental. Clark
H. Pinnock bertanya :
“Apakah Ia
terkecoh tentang
kebesaran-Nya itu?
Apakah ia penderita
paranoia, seorang
yang tak sengaja
menipu, seorang
schizophrenis?
(Pinnock dalam
Larson, hal. 17).
Sekali lagi,
kecakapan dan
kedalaman ajaran-
ajaran-Nya
mendukung
kesehatan mental-
Nya secara
menyeluruh. Kalau
kita jujur maka kita
pasti berkesimpulan
bahwa Ia tidak gila.
Kecuali kita gila. Mc.
Dowell mengutip
kata-kata J. T.
Fisher, seorang
psikiater :
“Seandainya kita
mengumpulkan
keseluruhan artikel
bermutu yang
pernah ditulis para
psikolog dan
psikiater yang paling
berbobot tentang
kesehatan mental –
seandainya kita
mengkombinasikan
serta
memperbaikinya dan
membuang segala
kata yang hanya
merupakan hiasan,
dan seandainya kita
mengumpulkan
setiap bagian dari
pengetahuan ilmiah
yang murni dan tidak
menyeleweng ini,
yang secara tepat
dan padat
diungkapkan oleh
para penyair paling
pandai yang hidup
sekarang ini, kita
akan memiliki suatu
ringkasan yang
janggal dan tidak
lengkap dari Khotbah
di Bukit. Dan bila
diperbandingkan
dengan Khotbah di
Bukit, maka
ringkasan itu akan
sangat tidak
memadai. Selama
hampir 2000 tahun
dunia Kristen telah
memegang dengan
tangannya jawaban
yang lengkap
terhadap keinginan-
keinginannya yang
penuh kegelisahan
dan kesia-siaan. Di
sini … terdapat
rancangan bagi
kehidupan manusia
yang dapat berhasil
dengan optimisme,
kesehatan mental
dan kepuasan. (Mc.
Dowell : 3).
Semuanya itu
membuktikan bahwa
Yesus bukan orang
gila. Ketika Dia
mengatakan bahwa
diri-Nya Allah, Ia
sementara berbicara
dalam seluruh
kesadaran dan
kewarasan-Nya.
Hanya orang gila
yang mengatakan
bahwa Yesus orang
gila.
Yesus Allah?
Jika kemungkinan
pertama (Yesus
penipu) dan kedua
(Yesus orang gila)
gugur maka hanya
tinggal satu
kemungkinan yakni
Ia adalah Allah. Ya!
Ketika Yesus
mengatakan bahwa
diri-Nya adalah Allah,
Ia mengatakan
dengan seluruh
kesadaran dan
seluruh ketulusan
dan kejujuran maka
kita tidak dapat
menolak fakta
penting bahwa Ia
adalah Allah.
Masalah dengan
ketiga pilihan ini
bukanlah pilihan
mana yang mungkin,
karena jelas sekali
bahwa ketiga-
tiganya itu mungkin.
Melainkan
pertanyaannya
adalah, “Pilihan
mana yang paling
mungkin?”
Siapakah Yesus
Kristus menurut
anda tidak boleh
menjadi suatu
latihan intelektual
yang iseng-iseng
saja. Anda tak dapat
mengesampingkan-
Nya sebagai seorang
guru moral yang
agung. Itu bukan
pilihan yang sah.
Atau bahkan Dia
seorang pembohong,
seorang gila atau
Tuhan dan Allah.
Anda harus
menentukan pilihan.
“Tetapi” demikian
tulis rasul Yohanes,
“Semua yang
tercantum di sini
telah dicatat, supaya
kamu percaya,
bahwa Yesuslah
Mesias, Anak Allah,
dan “ – yang lebih
penting lagi –
“supaya kamu oleh
imanmu memperoleh
hidup dalam nama-
Nya” (Yoh. 20:31).
Bukti dengan jelas
menunjukkan bahwa
Yesus adalah Tuhan,
tetapi sejumlah
orang tertentu
menolak bukti yang
jelas ini karena
implikasi-implikasi
moral yang terlibat
dengannya. Mereka
tak mau menghadapi
tanggung-jawab
atau implikasi dari
menyebut Yesus
sebagai Tuhan.
BAGAIMANA
PENDAPAT SAUDARA?

''APAKAH YANG MEMBUAT YESUS SANGAT BERBEDA DARI NABI-NABI SEBELUMNYA''?

Esra Alfred Soru
Pengajaran yang
berpusat pada diri
sendiri
Keunikan lain dari
Yesus adalah bahwa
pengajaran-Nya
berpusat pada diri-
Nya sendiri.
Maksudnya adalah
bahwa sifat ajaran
Yesus yang paling
mencolok adalah
bahwa Ia hampir
selalu berbicara
mengenai diri-Nya
sendiri. Ia memang
banyak menyebut
nama Allah Bapa
tetapi selalu
kemudian ditambah
dengan pernyataan
bahwa Ia adalah
Anak Allah. Ia bicara
tentang Kerajaan
Allah tetapi juga
menyatakan
kedudukan-Nya yang
sangat tinggi dan
penting dalam
kerajaan itu. Dan
yang lebih menarik
adalah bahwa Ia
selalu berkata
“AKULAH…” atau
“AKU ADALAH…”.
Ia pernah berkata :
"AKULAH ROTI HIDUP;
barangsiapa datang
kepada-Ku, ia tidak
akan lapar lagi, dan
barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak
akan haus lagi. (Yoh
6:35)
"AKULAH TERANG
DUNIA; barangsiapa
mengikut Aku, ia
tidak akan berjalan
dalam kegelapan,
melainkan ia akan
mempunyai terang
hidup." (Yoh 8:12)
"AKULAH
KEBANGKITAN DAN
HIDUP; barangsiapa
percaya kepada-Ku,
ia akan hidup
walaupun ia sudah
mati, dan setiap
orang yang hidup
dan yang percaya
kepada-Ku, tidak
akan mati selama-
lamanya… " (Yoh
11:25-26)
"AKULAH JALAN DAN
KEBENARAN DAN
HIDUP. Tidak ada
seorangpun yang
datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui
Aku. (Yoh 14:6)
“AKULAH POKOK
ANGGUR dan kamulah
ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal
di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia
berbuah banyak,
sebab di luar Aku
kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.
(Yoh 15:5)
“AKULAH PINTU;
barangsiapa masuk
melalui Aku, ia akan
selamat dan ia akan
masuk dan keluar
dan menemukan
padang rumput. (Yoh
10:9).
Selanjutnya
pertanyaan pertama
yang Ia ajukan yang
timbul dari ajaran
tentang diri-Nya
adalah : “..Tetapi
apa katamu,
SIAPAKAH AKU
INI?" (Mark 8:29).
Mengherankan sekali
bahwa semua
pengajaran-Nya
bersifat egosentris
(berpusat pada diri-
Nya sendiri) dan lebih
heran lagi adalah
tidak ada seorang
pendiri atau pemuka
agama di dunia ini
berani menjadikan
dirinya menjadi
pusat
pengajarannya. John
Stott berkata :
“Guru-guru lain
meniadakan diri, tapi
Yesus mengangkat
diri. Masing-masing
guru itu berkata :
“Menurut
pendapatku, itulah
jalan kebenaran,
hendaklah engkau
menurutinya”. Tapi
Yesus berkata :
“Akulah
kebenaran : Ikutlah
Aku”. Tidak seorang
pun pendiri agama
lain yang berani
mengeluarkan
pernyataan
demikian ”.
(Kedaulatan dan
Karya Kristus; hal.
29). Muhammad
berkata : ‘Aku nabi
pemberita jalan’,
Krishna berkata :
‘Kulihat jalan’,
Budha berkata :
‘Aku mencari
jalan’, Confucius
berkata : ‘Aku tahu
jalan’, para pemikir
Zaman Baru berkata :
‘ Kita sedang
menuju ke sana’
namun Yesus Kristus
dengan tegas
berkata : ‘Akukulah
jalan’. Jelas Yesus
sangat berbeda. Ya
benar, Yesus
meninggikan diri-Nya
dalam ajaran-Nya
namun herannya
adalah bahwa Ia
dikenal sebagai
orang yang sangat
rendah hati dan
menentang
kesombongan dan
sikap tinggi hati.
Siapakah yang sama
seperti Yesus?
Menyatakan diri
sebagai Tuhan
Mengapa banyak
konflik terjadi
karena seorang
pribadi Yesus
Kristus? Mengapa
nama itu
menyebabkan iritasi
melebihi nama-nama
pemimpin agama
yang lain? Mengapa
pada saat anda
berbicara tentang
Allah tak ada
seorangpun merasa
terganggu, tetapi
setelah anda
menyebut tentang
Yesus mereka
seringkali segera
menghentikan
percakapan? Atau
mereka menjadi
diam? Seberapa
besarkah perbedaan
Yesus dengan para
pemimpin agama
lainnya? Josh Mc
Dowell memberikan
jawabannya :
‘Mengapa nama-
nama seperti Budha,
Muhammad,
Confucius tidak
terasa mengganggu
bagi yang
mendengarnya?
Alasannya adalah
bahwa para
pemimpin agama ini
tidak pernah
mengklaim dirinya
sebagai Allah, tetapi
Yesus
mengatakannya.
Itulah yang membuat
Yesus sangat
berbeda dengan para
pemimpin agama
lainnya. (Bukan
Sekedar Tukang
Kayu ; hal. 1). Dari
nama-Nya saja kita
mengerti bahwa Ia
memiliki nama ilahi.
Yesus Kristus
sesungguhnya
adalah sebuah nama
dan gelar. Nama
“YESUS” adalah
bentuk bahasa
Yunani dari bahasa
Ibrani
“ JEHOSHUA”,
“JOSHUA” (Yos 1:1;
Zak 3:1) atau
“JESHUA” (Ez 2:2)
yang berarti
"Yehova -
Juruselamat" atau
"Allah yang
menyelamatkan"
sedangkan
“ KRISTUS”
merupakan bentuk
yang setara dengan
nama
“ MASCHIACH” yang
dipakai dalam PL
yang diambil dari
kata “MASHACH”
yang artinya
“mengurapi” dan
dengan demikian
nama ini berarti
“YANG DIURAPI”.
Dua jabatan, raja dan
imam, dimasukkan
dalam penggunaan
gelar "Mesias."
Gelar-Nya
menegaskan Yesus
sebagai raja dan
imam yang
dijanjikan dalam
nubuatan kitab
Perjanjian Lama.
Selain itu Alkitab
juga
memperlihatkan
bahwa Yesus ini
memiliki sifat-sifat
yang hanya dimiliki
oleh Allah. Ia
dinyatakan memiliki
eksistensi dengan
sendirinya (Yohanes
1:4; 14:6); Mahahadir
(Matius 28:20; 18:20);
Mahatahu (Yohanes
4:16; 6:64; Matius
17:22-27);
Mahakuasa (Wahyu
1:8; Lukas 4:39-55;
7:14,15; Matius
8:26,27); mempunyai
hidup abadi (1
Yohanes 5:11, 12,20;
Yohanes 1:4) dan
masih banyak sifat
ilahi lainnya yang
dapat dicatat. Yesus
juga ternyata
menerima
penghormatan dan
pujian yang
selayaknya hanya
diterima oleh Tuhan.
Dalam konfrontasi-
Nya dengan Setan,
Yesus berkata,
"Sudah tertulis,
'Kamu hanya akan
menyembah Tuhan
Allahmu, dan
melayani-
Nya'" (Matius 4:10)
Ya ! Yesus menerima
penyembahan
sebagai Allah (Matius
14:33; 28:9) dan
kadang-kadang
menuntut untuk
disembah sebagai
Tuhan (Yohanes 5:23;
bandingkan Ibrani
1:6; Wahyu 5:8-14).
Setelah Yesus
bertanya kepada
Petrus tentang
siapakah Dia
sebenarnya, Petrus
mengaku, “Engkau
adalah Mesias, Anak
Allah yang
hidup." (Matius
16:16). Apa yang
terjadi selanjutnya ?
Ternyata Yesus
merespon
pengakuan Petrus,
tidak dengan
mengoreksinya,
melainkan
membenarkan
pengakuan itu dan
menyebutkan
sumbernya:
"Berbahagialah
engkau Simon bin
Yunus sebab bukan
manusia yang
menyatakan itu
kepadamu,
melainkan Bapa-Ku
yang di
sorga." (Matius
16:17). Martha,
seorang sahabat-
Nya pernah berkata
kepada-Nya, "Aku
percaya, bahwa
Engkaulah Mesias,
Anak Allah" (Yohanes
11:27). Kemudian
Natanael juga
pernah mengakui
mengakui bahwa
Yesus adalah "Anak
Allah; Engkaulah Raja
Israel." (Yohanes
1:49). Ketika
Stefanus dirajam, ia
berseru dengan
suara nyaring, Ya
Tuhan Yesus,
terimalah
rohku !” (Kis 7:59).
Penulis surat Ibrani
menyebutkan Yesus
sebagai Allah ketika
dia menulis, “Tetapi
tentang Anak Ia
berkata, Takhta-Mu,
ya Allah, tetap untuk
seterusnya dan
selamanya.” (Ibr
1:8). Yohanes
Pembaptis
memberitakan
kedatangan Yesus
dengan berkata
bahwa “Turunlah
Roh Kudus dalam
rupa burung merpati
ke atas-Nya. Dan
terdengarlah suara
dari langit,
‘Engkaulah Anak
yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku
berkenan’” (Luk
3:22). Kemudian kita
juga mempunyai
pengakuan Thomas
setelah Yesus
menampakkan diri
kepadanya : ‘ya
Tuhanku dan
Allahku!” Kata
Yesus kepadanya,
‘Karena engkau
telah melihat Aku,
maka engkau
percaya.
Berbahagialah
mereka yang tidak
melihat, namun
percaya.’ “ (Yoh
20:26-29).
Membaca semua
data di atas mungkin
anda berpikir bahwa
semua pengakuan
itu dibuat oleh orang
lain mengenai Yesus
dan bukan berasal
dari Yesus sendiri.
Yesus sendiri tidak
pernah menyebut
diri-Nya sebagai
Allah. Itu semua
hanyalah
kesalahpahaman
orang-orang tentang
Dia. Pertama-tama
perlu disadari bahwa
keilahian Yesus itu
terdapat langsung
dari halaman-
halaman perjanjian
Baru. Catatan-
catatan itu
berlimpah dan
maknanya jelas.
Dalam Injil Yohanes
ada konfrontasi
antara Yesus dengan
sejumlah orang
Yahudi. Konfrontasi
itu dimulai ketika
Yesus
menyembuhkan
seorang lumpuh
pada hari sabat (hari
perhentian untuk
ibadah orang Yahudi)
dan kemudian
memerintahkannya
untuk mengangkat
tikarnya dan
berjalan. “Dan
karena alasan inilah
maka orang-orang
Yahudi menganiaya
Yesus, karena Ia
melakukan hal-hal
tersebut pada hari
sabat. Tetapi Ia
menjawab mereka,
‘Bapa-Ku bekerja
sampai sekarang,
maka Akupun
bekerja juga.’
Sebab itu orang-
orang Yahudi
berusaha lagi untuk
membunuhnya,
tetapi juga karena Ia
mengatakan bahwa
Allah adalah Bapa-
Nya sendiri dan
dengan demikian
menyamakan diri-
Nya dengan
Allah” (Yoh
5:16-18). Dalam
pemahaman orang
Yahudi, dengan
mengatakan bahwa
Allah adalah “Bapa-
Ku” dan bukan
“Bapa kita”, maka
Yesus menganggap
diri-Nya sebagai
Anak Allah. Sebagai
akibatnya orang
Yahudi semakin
membenci Dia. Yesus
bukan saja
menyatakan dirinya
sama derajat dengan
Allah bila Dia
menyebut Allah
sebagai Bapa-Nya.
Melainkan juga Dia
mengklaim bahwa
Dia adalah satu
dengan Allah Bapa.
Pada hari raya
Penthabisan
(Peresmian dan
pemberkatan) Bait
Allah di Yerusalem,
Yesus didekati oleh
sejumlah pemimpin-
pemimpin Yahudi
yang menanyakan
apakah Ia adalah
Mesias itu. Yesus
mengakhiri
komentar-Nya
kepada mereka
dengan mengatakan,
“Aku dan Bapa
adalah satu” (Yoh
10:30). “Sekali lagi
orang Yahudi
mengambil batu
untuk melempari
Yesus. Kata Yesus
kepada mereka,
‘Banyak pekerjaan
baik yang berasal
dari Bapa-Ku yang
Kuperlihatkan
kepadamu;
pekerjaan manakah
yang menyebabkan
kamu mau
melempari Aku?”
Jawab orang Yahudi
itu, “Bukan karena
suatu pekerjaan baik
maka kami mau
melempari Engkau,
melainkan karena
Engkau, sekalipun
hanya seorang
manusia saja,
menyamakan diri-Mu
dengan Allah (Yoh
10:31-33). Orang
Yahudi tidak dapat
menganggap kata-
kata Yesus itu lain
daripada hujatan,
dan mereka sendiri
mulai melaksanakan
hukum. Dalam
hukum Taurat
dinyatakan bahwa
hujatan pada Allah
harus dihukum rajam
(Im 24:16). Tetapi
orang-orang ini tidak
membiarkan
berlangsungnya
proses hukum
seperti seharusnya.
Mereka tidak
mengajukan tuduhan
tertentu sehingga
para penguasa dapat
mengambil tindakan,
tetapi mereka dalam
kemarahannya
mempersiapkan diri
mereka sendiri untuk
menjadi hakim-
hakim dan sekaligus
algojo-algojo.
Dalam Injil Markus,
Yesus menyatakan
dirinya mampu
mengampuni dosa.
“Ketika Yesus
melihat iman
mereka, berkatalah
Ia kepada orang
lumpuh itu, ‘ Hai
anak-Ku, dosamu
sudah
diampuni!” (Mrk 2:5;
lihat pula Luk
7:48-50). Menurut
kaum Yahudi, hal ini
hanya boleh
dilakukan oleh Allah
saja. Orang Yahudi
terkejut mendengar
perkataan Yesus
tersebut dan
bertanya,
“ Mengapa orang ini
berkata begitu? Ia
menghujat Allah.
Siapa yang dapat
mengampuni dosa,
selain Allah sendiri?
(Mrk 2:7). Kita dapat
mengampuni dosa
orang yang bersalah
kepada kita, tetapi
kita tidak
mempunyai
wewenang untuk
mengampuni dosa
seseorang yang
dilakukan kepada
orang lain, apalagi
dosa kepada Allah.
Tetapi itulah yang
dilakukan oleh Yesus.
Ia bertindak sebagai
Allah yang
mengampuni dosa
manusia kepada-
Nya. Tidak heran jika
orang Yahudi
bereaksi keras
ketika seorang
tukang kayu dari
Nazaret
mengucapkan
pernyataan yang
demikian berani.
Kuasa Yesus ini
untuk mengampuni
dosa adalah contoh
yang amat tegas
bahwa dia
melakukan sesuatu
yang merupakan hak
istimewa Allah saja.
Juga dalam Injil
Markus ada catatan
tentang waktu Yesus
diadili (14:60-64).
Tata cara peradilan
itu adalah salah satu
acuan paling jelas
terhadap
pernyataan-
pernyataan Yesus
tentang keilahian-
Nya. “Maka Imam
besar bangkit berdiri
di tengah-tengah
sidang dan bertanya
kepada Yesus,
katanya, “
Tidakkah Engkau
memberi jawab atas
tuduhan-tuduhan
saksi-saksi ini
terhadap Engkau?’
Tetapi Ia tetap diam
dan tidak menjawab
apa-apa. Imam besar
itu bertanya kepada-
Nya sekali lagi,
katanya, ‘Apakah
Engkau Mesias, Anak
dari Yang Terpuji?’
Jawab Yesus,
‘Akulah Dia, dan
kamu akan melihat
Anak Manusia duduk
di sebelah kanan
yang Mahakuasa dan
datang di tengah-
tengah awan-awan
di langit.’ Maka
Imam besar itu
mengoyakkan
pakaiannya dan
berkata, ‘untuk
apa kita perlu saksi
lagi? Kamu sudah
mendengar hujat-
Nya terhadap Allah.
Bagaimana pendapat
kamu?’ Lalu
dengan suara bulat
mereka
memutuskan bahwa
Dia harus dihukum
mati.” Robert
Anderson
menunjukkan, “Tak
ada bukti yang lebih
meyakinkan
daripada bukti dari
para saksi yang
menaruh benci.
(Anderson dalam Mac
Dowell; hal. 4) Dan
kenyataan bahwa
Tuhan menyatakan
keilahian-Nya
terbukti jelas melalui
tindakan musuh-
musuh-Nya. Kita
harus ingat bahwa
orang-orang Yahudi
bukanlah bangsa
biadab yang bodoh,
melainkan
berbudaya tinggi
serta amat saleh
beribadah. Dan justru
berdasarkan
tuduhan itu, tanpa
satu suara pun yang
tidak setuju,
hukuman mati-Nya
dijatuhkan oleh
Sanhedrin, Dewan
Nasional tertinggi
mereka, yang terdiri
dari pemimpin
keagamaan dan
yang paling
terkemuka.
Menanggapi
pernyataan Yesus
tersebut maka ada
dua alternatif yang
harus kita hadapi :
yaitu bahwa
pernyataan-
pernyataan-Nya itu
memang hujatan,
atau bahwa Dia
memang Allah.
Hakim-hakimnya
melihat masalahnya
dengan jelas, malah
dengan begitu jelas
sehingga mereka
menyalibkan Dia dan
kemudian
mengejeknya karena
“ Ia menaruh
harapan-Nya pada
Allah … . Karena Ia
telah berkata: Aku
adalah Anak Allah
“ (Mat 27:43). Mac
Dowell juga
mengutip perkataan
Hakim Gaynor (ahli
hukum terkemuka
dari Pengadilan New
York) dalam
pidatonya mengenai
pengadilan Yesus,
menyatakan bahwa :
Hujatan merupakan
tuduhan satu-
satunya yang
dilontarkan kepada
Yesus di hadapan
Sanhedrin. Pada
kebanyakan
pengadilan, orang
diadili karena
perbuatan mereka,
tetapi bukanlah
demikian halnya
dengan Yesus. Yesus
diadili karena siapa
diri-Nya. Pengadilan
Yesus seharusnya
cukup untuk
memberikan
kesaksian bahwa dia
mengakui keilahian-
Nya.
Jelaslah sudah
bahwa selain klaim
pengikut-pengikut-
Nya, Yesus juga
mengklaim diri-Nya
sebagai Allah.
Menariknya, hal
semacam ini tidak
pernah dilakukan
oleh seorang
pemimpin agama
atau pendiri agama
manapun.
Muhammad, Budha,
Confucius, dan
siapapun juga tidak
berani mengeluarkan
kata-kata seberani
dan sehebat itu.
MEMANG BENAR,
TUKANG KAYU DARI
NAZARET INI SUNGGUH
BERBEDA DAN UNIK.

''SIAPAKAH YESUS ?''

Esra Alfred Soru
YESUS KRISTUS.
Siapakah orang ini
sesungguhnya
sampai seluruh dunia
membicarakan-Nya?
Ya, seluruh dunia
membicarakan-Nya
selama kurang lebih
2000 tahun. Ada
yang membicarakan-
Nya dengan penuh
kekaguman dan rasa
hormat namun tidak
sedikit yang
membicarakan-Nya
dengan penuh
kebencian dan olok-
olokan. Bahkan lebih
daripada itu ada
yang berpendapat
bahwa Ia tidak
pernah ada di dalam
sejarah ini. Namun
demikian, para ahli
sejarah yaitu
Josephus, Suetonius,
Thallus, Pliny the
Younger, the Talmud,
dan Lucian
semuanya mencatat
keberadaan-Nya.
Ada yang berkata
bahwa Ia adalah
seorang nabi, ada
yang berkata bahwa
Ia adalah seorang
guru, ada yang
beranggapan bahwa
Ia adalah seorang
kriminil dan ada yang
mempercayai-Nya
sebagai Allah sendiri.
Ia dibicarakan lebih
daripada tokoh
agama manapun
seperti Abraham,
Musa, Sidarta Budha
Gautama,
Muhammad, Kong Fu
Tzu, dll. Ia
dibicarakan lebih
daripada filsuf
manapun seperti
Socrates, Plato,
Arestoteles,
Parmenides,
Kierkegaard, Karl
Marx, dll. Ia
dibicarakan lebih
daripada ilmuwan
manapun seperti Isac
Newton, Albert
Einstein, Carl
Linnaeus, Samuel
Morse, Louis Pasteur,
Alfa Edison, dll. Ia
dibicarakan lebih
daripada tokoh yang
paling berpengaruh
dalam sejarah dunia
ini seperti Alexander
Agung, Napoleon
Bonaparte, Adolf
Hitler, Winston
Churchill, dll.
Menariknya adalah
bahwa orang ini
adalah seorang
pemuda dari
Nazaret, ‘anak’
dari seorang tukang
kayu yang sepanjang
hidup-Nya tidak
pernah sekalipun
melangkahkan kaki-
Nya keluar dari
negeri-Nya Palestina
(Catatan : Meskipun
ada juga yang
mengatakan bahwa
dari umur 13-29
tahun Ia
mengembara dan
menimba ilmu di
wilayah India,
Ladakh dan Tibet
dari rahib-rahib
Budha). Masa hidup-
Nya di dunia sangat
singkat, kira-kira 33
tahun dan mati
dengan cara yang
tragis, disalibkan
bersama dengan
kriminil yang lain,
namun bangkit pada
hari yang ketiga. Ia
tidak pernah menulis
satu buah buku pun
namun ribuan buku
ditulis tentang Dia. Ia
tidak pernah
mengarang sebuah
lagu pun namun
jutaan lagu dikarang
tentang Dia. Ia bukan
seorang panglima
perang namun setiap
hari di bawah kolong
langit ini selalu saja
ada orang yang
menyerahkan diri
menjadi prajurit-
Nya. Siapakah Ia
sesungguhnya?
Apakah yang
membedakan-Nya
dari orang lain?
Jalan hidup yang
sudah dinubuatkan
Hal pertama yang
membedakan Yesus
dari siapapun juga
adalah bahwa
seluruh jalan hidup-
Nya telah
dinubuatkan
sebelumnya. Di
dalam Alkitab PL
terdapat sekitar 300
nubuatan tentang
diri-Nya. Suatu panel
ilmuwan pada Afiliasi
Ilmu Pengetahuan
Amerika meneruskan
catatan dengan
mengatakan bahwa
kemungkinan
seseorang dapat
memenuhi hanya 8
dari hampir 300
ramalan yang
menunjuk pada
Yesus adalah satu
dari
100,000,000,000,000,000.
Uniknya adalah
bahwa semua
ramalan itu
digenapkan oleh
Yesus secara tepat.
Ramalan-ramalan/
nubuatan itu bahkan
sampai pada hal-hal
detail yang paling
kecil dalam jalan
hidup-Nya. Misalnya :
cara kelahiran-Nya
(Yes 7:14; band. Mat
1:23), tempat
kelahiran (Mik 5:1;
band. Mat
2:6), peristiwa-
peristiwa di sekitar
kelahiran-Nya (Yer
31:15; band. Mat
2:16-18, Hos 11:1;
band. Mat 2:14-15),
orang yang
mendahului-Nya (Yes
40:3; band. Mat 3:3;
Yoh 1:23), misi-Nya
(Yes 61:1; band. Luk
4:18-21; Yes 9:1-2;
band. Mat 4:15-16),
pelayanan-Nya (Yes
53:4; band. Mat 8:17),
pengajaran-Nya
(Maz 78:2; band. Mat
13:35), kehadiran-
Nya (Zak 9:9; band.
Mat 21:5), penolakan
yang dialami-Nya
(Maz 118:22; band,
Mat 21:42; Zak 13:7;
band. Mat 26:31),
penjualan-Nya (Zak
11:12-13; band. Mat
27:9-10), kematian-
Nya (Maz 22; Yes
52-53; band. Mat 27;
Mark 15; Yoh 19:1,
18, 29, dll),
kebangkitan-Nya
(Maz 16:10; band. Kis
2:27-28, 31; 13:35),
kenaikan-Nya ke
sorga (Maz 68:19; Efs
4:8); kedudukan-Nya
di sebelah kanan
Allah Bapa (Maz
110:1; band. Mark
16:19; Wah 3:21),
keimaman-Nya (Maz
110:4; band. Ibr 2:17;
5:6; 6:20, dll) dan
masih banyak contoh
lainnya. Permisi
tanya, siapakah
tokoh di dunia ini
yang seluruh jalan
hidupnya dari lahir
sampai mati bahkan
setelah kematian
(kebangkitan dan
naik ke sorga) sudah
diramalkan ratusan
tahun sebelumnya?
Abraham? Tidak!
Musa? Tidak! Budha?
Tidak! Muhammad?
Tidak! Kong Fu Tzu?
Tidak! Socrates?
Tidak! Einstein?
Tidak! Ya, tidak ada
satu orang pun di
bawah kolong langit
yang sama seperti
Yesus. Inilah
keunikan Yesus!
Inilah yang
membedakan Yesus
dari siapapun juga.
Ada sebelum
dilahirkan
Hal kedua yang
membedakan Yesus
dari orang lain
adalah keberadaan-
Nya sebelum
dilahirkan ke dalam
dunia ini. Inilah yang
dikenal dengan
istilah pra eksistensi
Yesus. Siapapun
manusia di dalam
dunia ini, ia pastilah
tidak ada sebelum ia
dilahirkan (atau
dalam kandungan
ibunya). Kalau
engkau lahir tahun
1970 berarti tahun
1950 engkau belum
ada. Kalau engkau
lahir tahun 1950
berarti tahun 1930
engkau belum ada.
Ini berlaku bagi
semua manusia,
semua tokoh agama,
semua filsuf dan
semua ilmuwan
terkemuka. Namun
kesaksian Alkitab
memperlihatkan
bahwa Yesus sudah
ada sebelum Ia
dilahirkan. Bukankah
Abraham hidup jauh
sebelum Yesus
bahkan secara
manusia Yesus tidak
pernah bertemu
dengan Abraham
karena sewaktu
Yesus hidup Abraham
sudah mati. Namun
Yesus sendiri
bersaksi bahwa
Abraham telah
melihat Dia. Simaklah
kata-kata Yesus ini :
“Abraham bapamu
bersukacita bahwa
ia akan melihat hari-
Ku dan ia telah
melihatnya dan ia
bersukacita." (Yoh
8:56). Orang Yahudi
lalu memprotes-
Nya : "Umur-Mu
belum sampai lima
puluh tahun dan
Engkau telah melihat
Abraham?" (Yoh
8:57) tetapi Yesus
menjawab : "Aku
berkata kepadamu,
sesungguhnya
sebelum Abraham
jadi, Aku telah
ada." (Yoh 8:58). Dari
catatan Alkitab juga
kita tahu bahwa
Yohanes Pembaptis
lahir terlebih dahulu
dari Yesus namun
Yohanes Pembaptis
sendiri pernah
bersaksi : “…
Lihatlah Anak domba
Allah, yang
menghapus dosa
dunia. Dialah yang
kumaksud ketika
kukatakan:
Kemudian dari
padaku akan datang
seorang, yang telah
mendahului aku,
sebab Dia telah ada
sebelum aku. (Yoh
1:29-30). Jelas
bahwa Yesus sudah
ada sebelum Ia
dilahirkan. Itulah
sebabnya Ia sering
berkata “AKU
DATANG” dan bukan
“AKU LAHIR”.
Mengapa? Karena
kelahiran adalah
sesuatu yang pasif
(maksudnya adalah
bahwa tidak ada
seorangpun yang
minta dilahirkan atau
ingin dilahirkan)
namun kedatangan
adalah sesuatu yang
aktif dan keaktifan
hanya dimungkinkan
dengan sebuah
keberadaan
sebelumnya.
Siapakah yang
seperti Yesus?
Dilahirkan dengan
cara yang ajaib
Alkitab memberi
kesaksian bahwa
kedatangan Yesus ke
dalam dunia ini
dengan satu cara
yang ajaib yakni Ia
lahir dari seorang
perawan bernama
Maria. Dengan
demikian kelahiran
Yesus ini bukanlah
hasil suatu hubungan
seks melainkan
“dikandung dari
Roh Kudus”.
Golongan Liberal dan
kelompok “Jesus
History” menolak
hal ini. Harry
Emerson Fosdick
berkata dari atas
mimbar “Riverside
Church” New York :
“Aku ingin
meyakinkan anda
saat ini juga bahwa
aku tidak percaya
pada kelahiran
melalui seorang
perawan dan aku
harap anda semua
juga tidak”. (lihat D.
James Kennedy;
Solving Bible
Mysteries; hal. 69).
Ya, mereka menolak
kenyataan ini karena
dianggap tidak
masuk di akal dan
melawan hukum
Alam/hukum biologi
namun mereka tidak
sadar bahwa Allah
Mahakuasa dan Ia
sanggup melakukan
apa saja. Allah dapat
dan pernah
menciptakan
manusia dengan 4
cara yakni :
(1) Tanpa laki-laki –
tanpa perempuan
yakni sewaktu Ia
menciptakan Adam
(2) Dengan laki-laki -
tanpa perempuan
yakni sewaktu Ia
menciptakan Hawa
(3) Dengan laki-laki
– dengan
perempuan yakni
sewaktu Ia
menciptakan semua
manusia
selain Adam dan
Hawa
(4) Tanpa laki-laki –
dengan perempuan
yakni ketika Ia
menghadirkan
manusia
Yesus ke dalam
dunia ini.
Masuk akal bukan?
Bahwa Yesus
dilahirkan dari
seorang perawan
adalah salah satu
keunikan Yesus yang
tidak dimiliki tokoh
manapun juga di
bawah kolong langit
ini. Memang
golongan liberal
mengatakan bahwa
ada mitologi-mitologi
kafir yang
mempunyai cerita
yang mirip dengan
kisah kelahiran
Yesus dari anak dara
namun penelitian
lebih lanjut
menunjukkan bahwa
tidak ada kemiripan
sama sekali antara
mitologi-mitologi
kafir itu dengan
kisah kelahiran
Yesus. Dengan
demikian fakta
kelahiran Yesus dari
perawan ini
membuat Yesus
sangat berbeda dari
siapapun juga.
Sama Sekali Tidak
Berdosa
Yesus sama sekali
tidak berbuat dosa.
Ini yang
membedakan Yesus
dari semua orang di
dunia ini. Alkitab
berkata : “…semua
orang telah berbuat
dosa dan telah
kehilangan
kemuliaan
Allah.. ” (Roma 3:23)
namun ini tidak
berlaku bagi Yesus.
Yesus sendiri dengan
sangat berani pernah
menantang orang
Yahudi : “Siapakah
di antaramu yang
membuktikan bahwa
Aku berbuat dosa?…
(Yoh 8:46). Siapakah
di dunia ini yang
pernah dan berani
menantang orang
lain seperti ini?
Berani ada yang
menantang seperti
ini maka sebuah
daftar maha panjang
dapat dibuat
seketika itu juga
untuk mencatat
segala dosanya. Ya,
sejak dunia ini
diciptakan hingga
saat ini tidak ada
seorang waras yang
bernyali untuk
mengatakan kalimat
semacam itu selain
Yesus. Bahwa Ia
kudus dan tidak
berdosa bukan
hanya semata-mata
klaim-Nya sendiri
(lihat juga Yoh 8:29)
namun juga diakui
orang lain bahkan
musuh-musuh-Nya.
Pontius Pilatus
berkata : "Aku tidak
mendapati
kesalahan apapun
pada orang ini." (Luk
23:4; lihat juga ay
14-15, 22). Isterinya
pun mengirim pesan :
“… Jangan engkau
mencampuri perkara
orang benar itu,
…” (Mat 27:19).
Herodes juga
berkata : “…
Sesungguhnya tidak
ada suatu apapun
yang dilakukan-Nya
yang setimpal
dengan hukuman
mati” (Luk 23:15).
Penjahat di salib
bersaksi tentang
Dia : “…orang ini
tidak berbuat
sesuatu yang
salah" (Luk 23:41).
Yudas yang menjual-
Nya juga bertutur :
“…Aku telah
berdosa karena
menyerahkan darah
orang yang tak
bersalah…" (Mat
27:4). Kepala
pasukan Romawi
yang menyalibkan-
Nya juga mengaku :
“…Sungguh, orang
ini adalah orang
benar!" (Luk 23:47).
Bahkan iblis sendiri
pernah
mengeluarkan kata-
kata : “…Aku tahu
siapa Engkau: Yang
Kudus dari
Allah." (Luk 4:34).
Mereka yang
menghukum Yesus
namun mereka
sendiri mengaku
bahwa Ia tidak
berdosa atau
bersalah. Dan
memang, Yesus
dihukum bukan
karena perbuatan-
Nya tetapi karena
diri-Nya. Millard J.
Erickson berkata :
“Dia mengajarkan
murid-murid-Nya
untuk mengaku dosa
mereka serta
memohon
pengampunan,
namun tidak ada
laporan bahwa Ia
mengaku dosa dan
memohon
pengampunan untuk
diri-Nya sendiri.
Sekalipun Ia pergi ke
Bait Suci, tidak ada
laporan bahwa Ia
mempersembahkan
korban untuk diri dan
dosa-dosa-Nya.
Selain dituduh
menghujat, tidak ada
dosa lain yang
dituduhkan kepada-
Nya…” (Teologi
Kristen; hal. 366).
Semua tokoh dalam
dunia ini pernah
berdosa, pernah
memohon
pengampunan,
pernah meminta
maaf, pernah mohon
didoakan untuk
diampuni tapi itu
sama sekali tidak
dilakukan oleh Yesus.
Sungguh, Ia lain
daripada yang lain

''10 KIAT MEMPERTAHANKAN SEMANGAT HIDUP''

Banyak hal positif
yang dapat Anda
lakukan di tengah
kesibukan rutin.
Nikmatilah hidup
sembari bekerja,
niscaya Anda akan
tetap
mempertahankan
semangat dan
memiliki kehidupan
yang bertenaga.
Filipi 4:4
“ Bersukacitalah
senantiasa dalam
Tuhan. Sekali lagi
kukatakan:
Bersukacitalah !”
1. BERIKANLAH LEBIH
DARI YANG DIMINTA
Jadilah orang yang
selalu memberikan
‘ lebih’ dalam apa
saja yang Anda
lakukan. Jadikanlah
‘ totalitas’
sebagai gaya hidup
Anda karena
kebiasaan
membentuk
karakter. Berilah
tanpa mengharap
imbalan dan pujian.
2. KURANGI
KETEGANGAN
Orang bijak bilang:
“ Suatu saat nanti
kamu akan tertawa
jika teringat akan hal
ini. ” Kurangilah
stres dengan berpikir
bahwa segala
sesuatu dalam hidup
Anda pasti akan
berjalan lebih baik.
Walaupun kondisi
pada saat ini tidak
mendukung Anda
untuk bersemangat.
Milikilah kerangka
berpikir positif!
Lihatlah setiap
situasi sebagai
kesempatan untuk
belajar dan
berkembang. Jangan
lupa untuk tetap
tertawa.
3. KUASAILAH
KEBIASAAN ANDA
Kebiasaan dapat
membuat Anda
menjadi lebih baik
atau lebih buruk.
Pastikanlah untuk
memiliki kebiasaan
yang memiliki efek
yang baik bagi diri &
hidup Anda.
Lenyapkanlah
kebiasaan buruk
yang merugikan.
4. PILIHLAH
LINGKUNGAN ANDA
Perhatikan, siapa
saja orang yang
sangat berpengaruh
dalam hidup Anda?
Kita semua
terbentuk oleh
lingkungan kita.
Setiap orang yang
ada di sekeliling kita
mempengaruhi
kepribadian,
kepercayaan, dan
nilai-nilai yang kita
anut. Jadi, siapa
orang terdekat
Anda? Pastikan
bahwa mereka
mendukung Anda
untuk maju. Hindari
orang yang mengha-
langi perkembangan
dan mematikan
semangat Anda.
5. LUANGKAN WAKTU
UNTUK KEGIATAN
YANG ANDA SUKAI
Seringkali kita
berupaya keras
untuk berlari
mengejar kemajuan
dalam kehidupan
kita, hingga
melupakan hal-hal
yang membuat kita
bahagia. Jika terlalu
tegang, Anda
menjadi lelah jiwa
raga, dan bosan.
Kembalikan
semangat Anda
dengan meluangkan
waktu untuk
melakukan hobi
Anda. Lakukanlah
secara teratur.
6. PECAHKAN
MASALAH YANG
MENGHIMPIT ANDA
Masalah yang belum
terpecahkan
berpotensi untuk
menguras enerji kita.
Cari tahu, masalah
apa saja yang
menghimpit jiwa dan
membuat Anda
tertekan. Carilah
solusi atas masalah
Anda. Selesaikanlah
urusan yang belum
selesai, seperti
melunasi hutang,
menyelesaikan
skripsi atau
pekerjaan yang
belum beres. Dijamin,
Anda akan menjadi
lega setiap satu
masalah selesai.
Bereskan saja
semuanya, supaya
Anda kembali
bersemangat!
7. FOKUS! FOKUS!
FOKUS!
Enyahkan
kecerobohan dan
hal-hal buruk yang
terjadi dalam hidup
Anda dengan fokus
pada apa saja yang
sedang Anda lakukan
saat ini.
Kembangkanlah
kebiasaan untuk
melakukan satu saja
pekerjaan. Fokuslah
pada hal itu hingga
pekerjaan itu selesai.
Berilah perhatian
pada detail untuk
meraih
kesempurnaan.
8. SISIHKAN WAKTU
UNTUK MENYUSUN
HIDUP ANDA
Kebanyakan orang
menyerah pada
keadaan dan tidak
memperjuangkan
hidup mereka.
Akibatnya hidup
mereka menjadi tak
menentu dan tanpa
arah serta tujuan.
Hindarilah hal ini
dengan mengetahui
apa yang Anda
inginkan. Ketahuilah
impian Anda. Anda
ingin menjadi apa?
Kehidupan seperti
apa yang Anda
dambakan? Apa
sumbangsih Anda
bagi manusia dan
dunia? Jadilah orang
yang proaktif
dengan berusaha
menata diri dan
hidup Anda ke arah
yang lebih baik.
Susunlah rencana
dan berjuanglah!
9. MENJAGA
KESEHATAN JIWA &
RAGA
Makanlah makanan
yang bergizi, jangan
hanya asal kenyang.
Miliki tidur yang
berkualitas.
Berolahragalah
secara teratur.
Lakukan segala
upaya untuk
menunjang raga kita
tetap sehat. Karena
kesehatan tubuh
berpengaruh pada
kesegaran mental.
Usahakan untuk
berada dalam
lingkungan yang
‘ sehat’, hindari
lingkungan yang
penuh tekanan,
carilah kehidupan
yang lebih baik.
Berbagilah bersama
sahabat. Jangan lupa
bahwa Tuhan itu
ada, berserah &
berdoalah!
10. BERINVESTASI
PADA OTAK & PIKIRAN
ANDA
Pikiran Anda adalah
komputer yang
tercanggih di dunia!
Up grade yourself!
Maka, jangan pernah
berhenti belajar dan
mengembangkan
bakat Anda. Jangan
malas mempelajari
keahlian baru yang
akan meningkatkan
kesehatan, kekuatan
mental, dan
performa kerja kita.
Jangan takut
mencoba
pengalaman baru.
Hal baru dapat
menstimulasi pikiran
kita. Gunakanlah
pengetahuan yang
Anda miliki untuk
berkarya, mengajar,
mendukung orang
lain, dan
berpartisipasilah
dalam membuat
dunia menjadi lebih
baik.

Minggu, 10 Oktober 2010

''Ketika Engkau Mencintai''

Ketika engkau mencintai seseorang.
cintailah ia dengan tulus.
seperti sungai yang terus mengalir biarkan cintamu tak pernah henti membasahi tanah yang kering.menyejukan jiwa yang kosong..memberi warna ketika hidup terasa hampa..
biarkan kasih dan cintamu selalu terucap memberi kedamaian disetiap kesendirian.
karna kehadiran mu akan membawa secerca kebahgiaan yang menimbulkan rasa cinta..
Engkaulah satu-satunya didalam hatinya.
setiap saat jiawa akan terus memikirkanmu..
mulut akan membicarakanmu.
dan hati akan mengukir namamu.
seindah kupu2 keindahanMU melebihi segala yang ada. .
hanya kau yang terindah.
satu-satunya yang ada ketika engkau mencintai. . . .
JANGAN SAKITI ORANG YANG MENCINTAIMU. .TAPI RELAKAN DIRIMU UNTUK MENGERTI ORANG YANG MENCINTAIMU. . .

''MASA LALU''

Beribu kata cinta yang terucap dimasa lalu.
membuat hati ini membeku.
kenangan indah bersamamu kini tak kan terulang kembali..
kau hadir disaat kau tak lagi miliku..
kuingat semua tentangmu..
memandang bahagiamu.
namun semua itu tak kan membuatmu kembali..
karna kutau kau telah memilikinya. .
aku hanya bisa memandang wajahmu dari kejauhan tanpa tersentuh rasa.
kusembunyikan asaku dan membuat air mata ini menetes..
sungguh aku masih Mencintaimu. . . .