Senin, 30 Agustus 2010

Kisah mujizat dari Desa Meko:Anak 8 tahun sembuhkan Banyak Orang

Pdt Damanik: Ini
mujizat luar biasa(1)
Orang Buta Melihat
yang Lumpuh
Berjalan..
Kisah mujizat dari
Desa Meko, turut
diamini Pdt Rainaldy
Damanik. Bahkan
Ketua Umum GKST ini
sempat menemui
dan berdialog
dengan Selvin
Bungge di Desa
Meko. “Ketika itu,
tanggal 16 Februari
malam. Tiba-tiba
saya ditelepon. Dan
yang menelepon
adalah Selvin. Dia
meminta saya
datang ke Meko.
Karena sudah
mendengar
beritanya, saya
kemudian
mengiayakan,” aku
Pdt Damanik dalam
wawancara dengan
Komentar, tadi
malam.
Ketika bertemu,
Selvin menyapa Pdt
Damanik dengan
sebutan “opa.”
“Begitu bertemu,
Selvin bilang kepada
saya, selamat pagi
opa. Baru kali ini
saya dipanggil opa.
Biasanya
masyarakat
memanggil saya
papa nanda, abang
atau Pdt Damanik,”
cerita Damanik.
Karena penasaran,
Damanik pun
bertanya kenapa
Selvin
memanggilnya opa.
“Itu agar menjadi
teladan,” jawab
Selvin seperti dikutip
Damanik.
Lantas Selvin
menarik tangan Pdt
Damanik untuk
mengajak
mendoakan orang-
orang yang sedang
sakit. Saat itu
banyak orang sakit
terbaring meminta
disembuhkan.
“ Mereka terbaring
sana-sini. Ketika
didoakan, saya lihat
langsung yang buta
bisa melihat dan
yang lumpuh bisa
berjalan. Saya
takjub, luar biasa.
Banyak orang yang
disembuhkan,”
ungkap Damanik.
Menurut Damanik,
pada tanggal 19
Februari, dirinya
kembali dipanggil
Selvin dari Tentena
menuju Meko. Ketika
bertemu, Selvin
mengajaknya ke
pantai yang tidak
jauh dari Meko.
“Dalam dialog itu,
Selvin meminta agar
tolong mendoakan
orang-orang yang
mencari
kesembuhan. Kata-
katanya saat itu
bukan seperti keluar
dari seorang anak
berumur 8 tahun,”
kata Damanik.
Dalam pembicaraan
itu, Selvin
mengatakan, “Opa,
kalau kita sembuh
secara rohani, maka
kita sembuh secara
jasmani. Dia juga
mengatakan,
bukankah doa bapa
kami adalah satu-
satunya doa yang
diajarkan Tuhan
Yesus. Dan maksud
bapa kami adalah
bapa semua orang,”
ungkap Damanik
menceri-takan
pembicarannya
dengan Selvin.
Tak hanya itu, Selvin
juga, lanjut Damanik,
mengatakan, agar
semua orang
menerapkan isi dari
doa bapa kami
terutama mengenai
“berikan makanan
kami secukupnya
….” Selvin meminta
agar beritakan
kepada orang-orang
untuk tidak rakus.
“Tapi milikilah
makanan
secukupnya.”
Kisah mujizat dari
Desa Meko(2)
Selvin: Ampunilah
Orang yang Bersalah
“AMPUNILAH
kesalahan kami,
seperti kami juga
mengampuni orang
yang bersalah
kepada kami “ Ini
adalah sepenggal
kalimat dalam Doa
Bapa Kami yang
ditulis dalam Kitab
Matius 6:9-13.
Menurut Selvin,
sebagaimana
dituturkan Pdt
Rainaldy Damanik,
doa ini harus benar-
benar diterapkan
dalam kehidupan
sehari-hari. “Oleh
sebab itu kita jangan
saling menghakimi,”
ungkap Selvin dalam
dialognya dengan
Pdt Damanik.
Oleh sebab itu, ketika
melakukan
penyembuhan
terhadap orang-
orang sakit, isi dari
doa ini harus benar-
benar dipraktikan
bagi mereka yang
ingin mendapatkan
penyembuhan. Tak
heran ada beberapa
dari pasien yang
datang kepada
dokter cilik ini,
disuruh pulang
kembali oleh Selvin,
dan dimintakan agar
menyelesaikan atau
meminta maaf atas
kesalahan yang
dilakukan mereka
terhadap orang lain,
atau memberi maaf
atas kesalahan
orang terhadap
mereka. Sebab
menurut Pdt
Damanik, Selvin
mengatakan,
kesembuhan jasmani
atas berbagai
penyakit harus
didahului dulu
dengan
penyembuhan
rohani.
“Opa, kalau kita
sembuh secara
rohani, maka kita
sembuh secara
jasmani,” kata
Selvin seperti dikutip
Damanik. Pada
bagian lain, Damanik
mengatakan, apa
yang terjadi di Desa
Meko, benar-benar
sebuah peristiwa
luar biasa. Pasalnya,
saat ini, sudah ada
ribuan orang
berdatangan.
Mereka ini selain
meminta
kesembuhan, juga
ingin melihat dari
dekat di penyembuh
cilik, Selvin. Dan
tidak sedikit dari
para tamu ini, tinggal
berhari-hari di Meko.
Bahkan karena
rumah penduduk
tidak bisa
menampung,
sampai-sampai
mereka membangun
tenda-tenda di
lapangan terbuka.
“Hebatnya, tidak
ada yang namanya
semacam panitia.
Mereka membangun
tenda sendiri dengan
tertib. Kendaraan
juga banyak datang
di Desa Meko, tapi
tidak ada kendaraan
yang harus diatur-
atur, mereka tertib
berlalu-lintas. Semua
orang dari berbagai
agama menyatu di
tempat itu. Ini benar-
benar rekonsiliasi
sejati. Luar biasa !”
kata Damanik.
Namun begitu, yang
disayangkan, lanjut
Damanik, dari
peristiwa mujizat
tersebut, masih saja
ada sejumlah orang
yang notabene
pelayan Tuhan,
malah masih
meragukan
pekerjaan Tuhan
yang terjadi di Meko.
“Ada yang
meragukan, sampai-
sampai menyebut
nabi palsu dan
sebagainya. Tapi
mana mungkin itu,
karena ibadah yang
dilakukan
menggunakan doa
Bapa Kami dan lagu
yang dilantunkan
Allah Kuasa. Yah,
memang iblis itu ada.
Yang pasti sudah
banyak orang
disembuhkan. Ini
mujizat dan luar
biasa,” kunci Pdt
Damanik yang
pernah disuruh
pulang oleh Selvin
seraya mengatakan,
“Ada orang yang
sedang menunggu
memerlukan opa
(Pdt Damanik, red).”
Dan setelah Pdt
Damanik kembali ke
Tentena, ternyata
perkataan Selvin itu
benar adanya. “Di
rumah memang ada
orang yang sedang
menunggu dan
sangat memerlukan
saya,” kata
Damanik
memberikan
kesaksiannya.
Sementara beredar
informasi, Ibu Selvin
juga sudah bisa
melakukan
penyembuhan.
Menurut kabar, aku
Damanik, Selvin
sebagai anak kecil,
merasa letih
melakukan
penyembuhan
sendiri, sehingga dia
meminta kepada
Tuhan melalui doa,
agar ibunya bisa
melakukan hal yang
sama se-perti yang
dilakukannya. “Dan
itu terjadi.”
Kisah mujizat dari
Desa Meko (3)
Keluarga Turang:
Mujizat Tuhan
Memang Terjadi …
IMAN lahir dari
pendengaran akan
Firman Yesus Kristus.
Itulah yang diyakini
Keluarga Turang-
Wuisan. Saat
dihubungi Komentar
via telepon Kamis
(22/03) kemarin, Ibu
Helmy Wuisan sedikit
terkejut dan tak
menyangka kalau
kabar perubahan
kondisi suaminya
usai mengikuti doa di
Desa Meko diketahui
harian ini. Dengan
sukacita iman Ibu
Helmy menceritakan
apa yang dialami
suaminya.
“Memang suami
saya (Wellem
Turang) menderita
komplikasi berbagai
penyakit, tetapi usai
mengikuti doa dan
penyerahan di Desa
Meko yang dipimpin
Selvin, ada
perubahan mencolok
yang dialami suami
saya. Ini iman kami,
jika kami sungguh-
sungguh percaya dan
menyerahkan
sungguh-sungguh
kehidupan di tangan
Yesus Kristus pasti
kami akan
mengecapi berkat
kesembuhan, meski
tidak langsung
sembuh total tapi
ada perubahan besar
terjadi pada suami
saya,” ceritanya.
Namun Ibu Helmy
mengakui, mujizat
kesembuhan benar-
benar terjadi di Desa
Meko. Sebab dirinya
melihat langsung
seorang nenek yang
sudah buta, meski
tak dijamah lewat
doa khusus oleh
Selvin, tapi karena
nenek itu sungguh-
sungguh dalam
pujian dan
penyembahan serta
penyerahan penuh
kepada Tuhan Yesus,
mujizat dikecapinya.
“Nenek yang buta
itu langsung melihat
dan saya
menyaksikan sendiri
apa yang terjadi,
meski tak langsung
dijamah dan
didoakan tetapi
suasana mujizat di
Desa Meko itu benar-
benar nyata dan
nenek itu
merasakannya,”
tukasnya. Di akhir
pembicaraan Ibu
Helmy justru
mengatakan, untuk
membuktikan apa
yang terjadi,
sebaiknya melihat
langsung di Desa
Meko. “Anda akan
melihat dari berbagai
latar belakang suku,
ras dan agama
berkumpul untuk
melihat kemurahan
Tuhan yang
terjadi,” katanya
mengakhiri
pembicaraan.
Kisah nyata
penyembuhan yang
dilakukan gadis cilik,
Selvin Bungge,
terhadap orang-
orang sakit di Desa
Meko, Kabupaten
Poso, dengan cepat
meluas dan menjadi
buah bibir, tidak
hanya se Sulteng dan
Sulut, melainkan di
sejumlah daerah se-
Indonesia. Tak heran,
orang yang datang di
Meko, ada yang
berasal dari berbagai
daerah di luar
Sulawesi.
Redaksi koran ini
juga menerima
sejumlah telepon
dari pembaca yang
menanyakan
tentang
penyembuhan di
Meko. Sementara
kalangan
rohaniawan Kristen
Sulut ketika
diwawancarai
mengamini bahwa
mujizat itu datang
dari Allah dan kadang
menggunakan
perantara manusia,
dan salah satunya
Selvin, gadis cilik
berumur 8 tahun.
Pucuk Pimpinan
KGPM Gbl. Tedius
Batasina
menerangkan, dalam
teologi Kristen,
mujizat dapat terjadi
atas kehendak Allah.
Tuhan memakai
orang-orang yang
diberi karunia.
Seperti halnya yang
dialami gadis cilik
berusia delapan
tahun bernama
Selvin Bungge, asal
Desa Meko di
Kecamatan Pamona
Selatan, Kabupaten
Poso (Sulteng) yang
memiliki
kemampuan untuk
menyembuhkan
banyak orang sakit.
“Segala sumber
mujizat itu
sesungguhnya
berasal dari Allah,
dan dikirimkan
dalam bentuk
karunia kepada
orang-orang
tertentu. Namun
demikian, yang
terpenting adalah,
bagaimana
keimanan kita
secara total terfokus
kepada Tuhan.
Sebab, manusia
hanyalah alat.
Keyakinan tentang
mujizat yang
terutama adalah
kepada siapa kita
menyembah dan
percaya. Tentunya,
tidak bukan tidak
lain hanyalah kepada
Tuhan semata.
Sebab, kita tahu
bahwa Tuhan adalah
segala-galanya. Dan
dalam kasus ini
Tuhan, telah
membantu umatnya
dengan memakai
perantara,”
jelasnya.
Sedangkan Pastor
Fred Tawaluyan
menilai,
penyembuhan di
Poso hendaknya
dibaca sebagai
sapaan Tuhan
terhadap umat-Nya
lewat peristiwa
alam. Karena atas
pelbagai dan banyak
cara, kesempatan
dan waktu, Tuhan
ingin menegur kita.
Untuk itu,
menurutnya, hal
yang perlu
dipertanyakan,
apakah kita peka?
Sebab, katanya, hal
seperti ini jangan
terlalu cepat dinilai
sebagai mujizat.
Mungkin saudara
kita, adik kecil
tersebut, mendapat
kharisma dan
anugerah khusus
dari Tuhan untuk
membantu orang
banyak, seperti
halnya
menyembuhkan
berbagai penyakit
atau yang lainnya.
“Kalau peristiwa itu
terjadi di luar batas
kemanusiaan dan
diimani sebagai
peristiwa ilahi,
pantas disebut
mujizat. Tapi, kalau
memang ada iman,
maka mujizat itu
pasti mungkin,”
ujarnya.
Presiden of Asia
Fellowship of Mission
21 Partner Churches/
Vice President of
International Synod
of Mission 21, Pdt Dr
Nico Gara MA
berpendapat bahwa,
Tuhan bisa memakai
apa saja dan siapa
saja untuk
melakukan dan
menjankan
kehendakNya.
Seperti contoh kasus
di Poso, menurutnya,
Tuhan telah
memakai perantara
gadis cilik untuk
menjalankan
kehendakNya, yaitu
membantu
menyembuhkan
orang sakit.
“Sebenarnya tidak
ada hal yang aneh,
karena mujizat itu
juga terjadi kepada
setiap manusia,”
ucapnya. Ia
mencontohkan,
seperti halnya
kelebihan yang
dimiliki oleh seorang
dokter yang telah
menyembuhkan
orang sakit,
menurutnya juga
merupakan mujizat,
dan atas karunianya
ia memiliki ke-ahlian
khusus.
Senada dikatakan
Ketua Bamag
Manado Pdt Johan
Manampiring.
Menurutnya, kita
harus percaya segala
mujizat itu selalu ada
dan akan terjadi
dalam kehidupan
nyata manusia.
“Yang pasti, mujizat
merupakan suatu hal
yang harus kita
syukuri. Karena, kita
telah diberi
kelebihan tersendiri.
Dan kita harus ingat
di balik kelebihan
dan hal yang
menonjol yang kita
miliki, jangan
menjadikan diri kita
menjadi sombong,
angkuh. Namun
harus diingat, semua
terjadi karena
Tuhan,” tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar