Jumat, 27 Agustus 2010

Mengenal Suara Sang Gembala Agung

Penulis : Jonathan K.
Tunggal
Yoh.10:14 "Akulah
gembala yang baik
dan Aku mengenal
domba-dombaKu dan
domba-domba-Ku
mengenal Aku."
Yoh.10:16b "...dan
mereka akan
mendengarkan
suara-Ku...."
Hasrat dari umat
percaya adalah
untuk mentaati
secara sepenuh
segala titah dan
ketetapan Tuhan.
Tetapi banyak yang
berkeluh kesah,
"Maksud hati
memeluk gunung,
apa daya tangan tak
sampai!" Penulis
percaya bahwa kita
sekalian rindu untuk
selalu berjalan di
dalam prinsip Tuhan
karena kita tahu
bahwa ini
mengakibatkan
tercurah-nya berkat
berkelimpahan
dalam hidup kita
masing-masing (Kel.
28). Tetapi, seringkali
kita terbentur akan
keterbatasan dan
ketidak-mengertian
kita akan suaraNya.
Padahal, Tuhan
Yesus menyatakan
bahwa dombaNya
mengenal suaraNya
(Yoh.10). Jadi,
kenyataan hidup
rohani kita adalah
keterbatasan akan
pendengaran
suaraNya. Bilamana
dombaNya dapat
mengenal suaraNya,
maka bukankah
betapa pentingnya
kita rindu menjadi
"domba". Mengapa
penulis berkata kita
harus "rindu"?
Apakah tidak semua
umat Kristen
otomatis adalah
domba-dombaNya?
Penulis rasa tidak,
karena tidak semua
orang yang disebut
sebagai umat
Kristiani mengenal
suaraNya. Tidak
kenal suaraNya, jadi
buk an domba.
DombaNya mengenal
suaraNya.
Bagaimana? Jadilah
hamba terdahulu!
Apakah hubungan
untuk belajar
menjadi hamba dan
bersikap menjadi
domba? (Bandingkan
dengan Mazmur 23)
a) Hamba: siap
diperintah oleh
Tuannya. Domba:
siap tanpa banyak
keluh-kesah untuk
dibawa ke air yang
tenang.
Seringkali kita terus-
menerus mengomel
dan mengeluh, tetapi
sebagai akibatnya
kita tidak
menangkap suara
Roh Kudus yang
sangat lemah-
lembut dan
menghibur. Bilamana
sebagai hamba kita
terbiasa untuk
diperintah, maka
sebagai domba kita
siap untuk tinggal
diam. Diam secara
jasmaniah terhadap
semua gangguan dan
juga diam secara
rohani di mana hati
yang penuh galau
menjadi penuh
damai.
b) Hamba: karena
hanya taat kepada
Tuannya, tidak risau
akan akibat
tindakan. Domba:
siap berbaring di
padang yang
berumput hijau.
Kerapkali kita risau
akan keadaan hidup
kita dan tidak mau
ditenangkan.
Sebagai akibat,
hanya kuatir dan
risau yang
menguasai hati dan
pikiran, bukan suara
Firman Tuhan.
Hamba taat dan tahu
bahwa bilamana
taat, semua
tanggung-jawab
sudah dipikul oleh
Tuannya. Kalau tidak
risau, maka kita
mulai masuk padang
yang berumput hijau.
Hati tenang di
dalamNya, maka
suara Gembala akan
sangat jelas.
c) Hamba: diberi upah
oleh Tuannya.
Domba: siap untuk
tidak akan
kekurangan.
Banyak umat Kristen
tidak siap, bahkan
tidak percaya bahwa
hidup Kristiani adalah
hidup penuh pahala.
d) Hamba: setia
kepada Tuannya dan
tinggal di dalam
rumah Tuannya.
Domba: siap untuk
tidak takut akan si
jahat meskipun
berjalan dalam
lembah kekelaman.
Karena selalu setia
dan "bersembunyi"
dalam naunganNya,
maka kekuatiran
hilang.
e) Hamba: siap
dikoreksi/didisiplin
oleh Tuannya.
Domba: siap untuk
percaya bahwa gada
dan tongkat Gembala
itu yang membawa
penghiburan.
Bilamana terbiasa
untuk didisiplin,
sebagai domba kita
tahu mana yang
berkenan dan mana
yang tidak. Tidak ada
kuatir, karena
Gembala Agung akan
selalu membetulkan
segala kesalahan
dan kelemahan.
Marilah menjadi
hamba. Janganlah
kita terburu-buru
mengejar "posisi
atas". Sebelum jadi
pemimpin, bersedia
memulai dari hamba.
Sebelum terburu-
buru menjadi
gembala, harus
belajar menjadi
domba; Sebelum
terburu-buru
menjadi pemimpin
pujian, bersedia
untuk membersihkan
alat musik. Sebelum
berambisi untuk
mengepalai
persekutuan,
bersedia untuk
membersihkan lantai
di mana persekutuan
itu berada. Sebelum
membasuh kaki
sesama, siaplah
untuk menimba air
basuhan. Sebelum
berambisi, bersedia
untuk menyerah
kepada kuasaNya.
Marilah kita belajar
menjadi hamba;
maka sebagai
domba, kita akan
akan mengenal
suaraNya.
Maka, dombaNya
percaya akan
kesetiaanNya.
DombaNya melihat
kebaikanNya.
DombaNya
mengecap
keindahanNya.
Akhirnya, dombaNya
merasakan kebaikan
dan suatu kasih yang
melampaui segala
pengertian dan
pengetahuan, dan
yang akan menyertai
sepanjang hidupnya.
Terpujilah Nama di
atas segala Nama
itu !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar