Jumat, 27 Agustus 2010

Pandangan Alkitab Terhadap Allah tritunggal

Pandangan Alkitab
terhadap Allah
Tritunggal
Penulis : Mangapul
Sagala
Hal pertama yang
perlu kita tegaskan
adalah bahwa kita
tidak menemukan
istilah Allah
Tritunggal di dalam
Alkitab.
Karena itu, ada
sebagian orang yang
menolak pandangan
Allah Tritunggal
karena menurut
mereka istilah itu
tidak pernah
ditemukan di dalam
Alkitab, baik di dalam
Perjanjian Lama
maupun Perjanjian
Baru. Selanjutnya,
mereka itu
menyatakan bahwa
ajaran Allah
Tritunggal hanya
merupakan ciptaan
dari bapak-bapak
Gereja mula-mula.
Benarkah demikian?
Jawabnya adalah,
memang istilah Allah
Tritunggal tidak
ditemukan, baik di
dalam Perjanjian
Lama maupun
Perjanjian Baru. Jika
kita melihat
perkembangan
doktrin Tritunggal
tersebut, memang
hal itu tidak terlihat
secara jelas
dinyatakan di dalam
Perjanjian Lama.
Umat Allah di dalam
Perjanjian Lama
malah terus menerus
diperingatkan bahwa
Allah itu esa (Ulangan
6:4). Hukum Taurat
pertama dari sepuluh
Hukum Taurat
menegaskan :
Jangan ada padamu
allah lain di
hadapanKu (Kel.20:3).
Itulah sebabnya
umat Allah di dalam
Perjanjian Lama
hanya beribadah
kepada YHWH.
Namun demikian,
kehadiran Yesus
Kristus dan Roh
Kudus di Perjanjian
Baru membuat
pemahamaman akan
keesaan Allah
tersebut perlu
dipikirkan ulang.
Siapakah Yesus
Kristus? Siapakah
Roh Kudus? Apakah
Yesus manusia biasa,
atau sekedar
seorang nabi seperti
nabi lainnya di dalam
Perjanjian Lama?
Penulis-penulis
Perjanjian Baru
memberi pengajaran
bahwa Yesus dan
Roh Kudus adalah
pribadi Allah juga.
Sekalipun terjadi
pro-kontra di dalam
gereja mula-mula
tentang pribadi
Yesus, namun
akhirnya, pada tahun
325 hal itu dapat
diselesaikan melalui
sidang
"oikumene" (konsili)
pertama di Necea
bahwa Yesus adalah
Allah. Pengakuan
bahwa Yesua adalah
Allah diteguhkan
dalam konsili-konsili
selanjutnya, seperti
Konsili Efesus (431),
Chalcedon (451).
Demikian juga
keAllahan Roh Kudus
diteguhkan melalui
Konsili kedua di
Konstantinopel pada
tahun 381. Jika d
emikian halnya,
apakah Alkitab
mengajarkan adanya
tiga Allah? Tentu
saja tidak, sebab
sebagaimana kita
lihat pada Hukum
Taurat pertama,
Allah menegaskan
untuk tidak
menyembah Allah
lain di luar Dia.
Pengakuan kepada
Allah yang esa
merupakan
pengakuan mutlak
yang tidak dapat
ditawar-tawar
(Ulangan 6:4). Di
dalam Injil Perjanjian
Baru, kita juga
menemukan
penegasan akan
keesaan Allah
tersebut, baik oleh
Tuhan Yesus
(Yoh.10:30) maupun
oleh rasul-rasul
(1Tim.2:5). Dari
pengajaran Alkitab
tersebut, kita
melihat bahwa di
satu sisi Alkitab
menegaskan
keesaan Allah, tapi di
sisi lain, kita
menemukan adanya
kejamakan di dalam
keesaan tersebut.
Dari kenyataan
tersebut, bapak-
bapak Gereja
mencoba memahami
dan menjelaskannya.
Tentu saja,
sebagaimana kita
sebutkan di atas, ada
pemahaman yang
tidak sesuai dengan
pengajaran Alkitab,
seperti Sabellianisme
dan Arianisme dan
ada juga yang sesuai
dengan ajaran
Alkitab, sebagaimana
diajarkan oleh
Athanasius.
Apakah adanya sifat
kejamakan di dalam
Allah yang esa
tersebut hanya
ditemui di dalam
Perjanjian Baru?
Sebenarnya, jika kita
meneliti Perjanjian
Lama, kita juga
menemukan adanya
unsur kejamakan
tersebut. Kejamakan
tersebut dapat
ditemukan ketika
kita membaca
kalimat pertama
Perjanjian Lama.
Dalam Kej.1:1 kita
membaca: Pada
mulanya Allah
menciptakan langit
dan bumi. Di dalam
bahasa aslinya
(Ibrani) kalimat
tersebut berbunyi:
Be reshit bara Elohim
et ha shamayim ve
et ha aretz. Kata
Elohim menandakan
jamak (bandingkan
dengan Yes.6:2 di
mana banyak
mahluk surgawi
(serafim) melayani
Allah). Salah satu
oknum dari Allah
Tritunggal tersebut
segera disebut
secara eksplisit pada
ayat 2: Roh Allah
melayang-layang di
atas permukaan air.
Selanjutnya, kita
juga dapat
menemukan
kejamakan tersebut
dalam kisah
penciptaan manusia:
Baiklah KITA
menjadikan manusia
menurut gambar dan
rupa kita ( (Kej.1:26).
Lalu bagaimana
dengan Perjanjian
Baru? Ketiga oknum
Tritunggal
dinyatakan dengan
sangat jelas.
Misalnya, dalam
kisah pembaptisan
Yesus (Mark.1:9-11),
kisah pengutusan
pada saat Yesus
memberikan amanat
agung: Mat.28:19,
pada saat khotbah
perpisahan
(Yoh.16:4-7), juga
dalam memberi
berkat (2 Kor.13:13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar